Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 18 END-drakorloverz.com


  

Sinopsis
Lakorn : Ps. I Hate You Episode 18 END

Mari kita mundur hingga ke adegan awal di episode 01. Dimana Prae
berlarian di labirin dengan gaun pengantinnya dan para sahabatnya berusaha
mengejarnya. Dan alih-alih berhasil mengejar Prae, mereka malah bertemu dengan
… Pal yang memegang buket bunga yang dinodai dengan cipratan darah dan  dandanan seram.

Kita berteman baik. Kita sudah melalui
banyak hal bersama. Namun, aku merasa kita sama sekali tidak mengenal satu sama
lain.

Meski begitu, keberadaanku terkubur
jauh di dalam ingatan mereka.

Pal berjalan mendekati Meen yang berdiri terpaku. Wajah Pal dipenuhi
senyum sembari berbisik : “Kamu dibodohi, bodoh!

Hingga mereka tidak akan pernah bisa
melupakanku. Jadi, aku menjadi neraka baru bagi mereka semua.

(Jadi, dari episode awal hingga sekarang, yang membacakan narasi
disetiap episodenya adalah Pal).

Dan
kenyataannya, memang Wanwan yang telah berkhianat. Dia memakai korase bunga
lavender dan wig agar CCTV merekam seolah pelakunya adalah Meen. Dan kini,
ketika Meen sudah tau kebenarannya, Wanwan tidak berniat mengelak sama sekali.
Dia mengakui bahwa memang dia yang melakukannya!

Meen
bisa menebak kalau Wanwan adalah pelakunya karena dia sudah menemukan motif
Wanwan, yaitu sebuah klip video yang selama ini Prae sembunyikan. Dan supaya
Saras juga memahami keadaan yang terjadi saat ini, Meen menunjukkan video
tersebut.

Jadi,
video itu diambil di masa mereka kuliah. Ketika itu, Prae sedang bersama Pal
untuk ke condo Pal. Pal sudah
memberitahu kalau sekarang dia menjalin hubungan dengan Win dan Win juga sudah
menunggu di condo­-nya. Tapi, dia
meminta agar Prae menyembunyikan hubungannya dengan Win dari Wanwan. Hal itu
nggak sulit bagi Prae. Dia bersedia. Ketika sampai di depan condo Pal, pintu kamar tidak terkunci.
Pal udah langsung punya ide kalau Win pasti lagi mabuk hingga lupa mengunci.
Jadi, dia ingin mengabadikan moment tersebut dan meminta Prae untuk merekamnya.

Di
dalam kamar, mereka menemukan Win yang tertidur pulas di ranjang dan
kelihatannya tanpa busana. But… Win
tidak sendirian. Sudah ada orang lain di sana. Dua orang pria yang bersembunyi
di kamar mandi dan langsung keluar begitu mendengar suara Pal. Para pria itu
adalah pengedar nark*ba. Dan Pal sudah menipu mereka dengan mencuri barang
tersebut yang seharusnya diantarkan ke customer. Dia nggak butuh alasan Pal.
Yang dia inginkan adalah uang dari nark*ba yang sudah Pal gunakan! Pal yang
sudah ketakutan meminta waktu hingga besok karena dia harus meminta uang dari
ayahnya dulu! Agh, pria tersebut mau memberikan waktu tapi dia menagih bunga
karena Pal sudah mencuri nark*ba-nya. Dia menginginkan… Win!

Pal
dan Prae langsung panik. Dengan tegas, dia menyuruh pria itu tidak menyentuh
Win karena Win adalah pacarnya. Karena situasi yang berubah begitu tiba-tiba,
Prae sampai lupa kalau dia masih menyalakan video ponsel dan kamera merekam
jelas wajah Win yang sedang tertidur pulas. Dalam sedetik, ponsel Prae langsung
terjatuh ke ranjang karena si pria tiba-tiba saja menjambak rambut Pal dan Prae
kemudian menyeret mereka keluar pintu. Percuma saja mereka menggedor pintu
karena si pria tidak berniat sedikitpun membukakannya pintu.

Di
dalam kamar condo Pal, pria tersebut
langsung menghampiri Win. Win tersadar dan berusaha memberontak, namun,
kekuatannya kalah dari pria itu. Dari dalam, dia berteriak-teriak meminta
pertolongan. Prae yang panik, langsung mengambil ponsel Pal ldari dalam tas dan
hendak menghubungi polisi. Namun, Pal malah melarangnya dengan alasan kalau
Prae baru saja menggunakan nark*ba. Pal juga nggak mau menelepon ayahnya untuk
meminta bantuan. Dia lebih memilih membiarkan Win di dalam sana dengan berpikir
kalau Win sedang mabuk dan tidak akan ingat apapun. Prae marah tapi Pal juga
terus mengelak untuk menolong Win. Dia takut karena para pria itu adalah
pengedar dan mereka pasti akan memburu mereka. Masa depan mereka bisa hancur.
Bukan hanya masa depan tapi juga keluarga mereka. Pal menyuruh Prae untuk
memilih : “Antara dirimu dan masa depannya.”

Dan
dari luar, terdengar jelas suara erangan Win yang meminta tolong. (Maaf, kalian
seharusnya paham apa yang dialami Win kan? Dia pria dan para pengedar itu juga
pria).

Suara
tangisan Win yang tidak berdaya untuk memberontak tersebut terekam jelas dalam
klip video yang ditunjukkan oleh Meen kepada Saras. Prae dan Pal sudah
melakukan hal yang sangat bejat!

Wanwan
sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Karena, dia sangat membenci Prae. Dia
menceritakan mengenai mimpi Win dan semua harus hancur karena Prae. Makanya,
dia ingin membuat Prae merasakan bagaimana rasanya jika kehidupannya hancur.
Wanwan sangat marah karena Prae bisa saja membantu adiknya tapi Prae memilih
tidak melakukannya. Prae memilih merahasiakannya. Di hari adiknya bunuh diri,
Prae tetap merahasiakan hal itu. Bagaimana caranya dia bisa berteman dengan
orang seperti itu?!

Wanwan
juga memberitahu mereka kalau kedua pria di video itu sudah dia laporkan ke
polisi. Pal sudah meninggal. Sementara Prae, masih menjalani kehidupan yang
baik. Dan untuk membuat Prae semakin hancur, dia memanfaatkan Meen. Karena Meen
adalah sahabat terdekat Prae. Jika Prae mengira Meen adalah orang yang
berkhianat, Prae akan sangat hancur.

“Kurasa
kita harus berhenti. Kita semua sudah cukup terluka,” ujar Saras, menangis.
“Wanwan, pasti sulit bagimu. Namun, sepertinya aku tidak bisa berteman denganmu
lagi,” ujarnya dan beranjak pergi.

Wanwan
terkejut dengan keputusan Saras dan langsung mengejarnya. Dia memohon agar
Saras tidak meninggalkannya. Saras meluruskan kalau dia tidak meninggalkannya,
hanya saja, sudah tidak ada lagi yang tersisa. Persahabatan dan kenangan indah
mereka sudah hilang. Wanwan nggak nerima dan meminta agar Saras memahami
alasannya. Dia melakukannya demi Win.

“Apa
dia menyuruhmu melakukannya? Kamu menyalahkan adikmu dengan berkata kamu
melakukan itu untuknya. Namun, apa dia pernah menyuruhmu melakukannya? Win
memutuskan untuk meninggalkan dunia ini sejak hari itu. Kamu yang
mempertahankannya. Kamu hanya memikirkan balas dendam. Kamu tidak peduli orang
di sekitarmu akan menderita karena tindakanmu. Mari berhenti disini. Jika ini
bukan akhirnya, ini hampir akhir bagi kita.”

“Kamu
pikir kamu orang baik?  Kamu juga kabur
setelah membunuhnya,” balas Wanwan, tidak terima dengan semua ucapan Saras.

“Aku
melarikan diri selama ini. Namun, aku tidak akan melakukannya lagi. Ibumu
membunuh May,” beritahu Saras. “Ibumu menyelinap ke apartemen dan mengatur
kematiannya sebagai bunuh diri. Akan kulaporkan ini ke polisi untuk memastikan
pembunuh May dituntut. Karena May adalah temanku.”

Jelas,
ucapan Saras mengejutkan Wanwan. Semua sudah hancur. Tidak ada lagi
persahabatan. Dan ditengah perasaannya yang harusnya berbahagia hari ini, Meen
malah tetap ada di sana. Wanwan yang muak mengusir Meen. Bukannya pergi, Meen
terus saja mendesak Wanwan agar memberitahua alasan kenapa selama ini selalu
menuduhnya sebagai pelakunya. Wanwan akhirnya memberitahu dengan emosi kalau
alasannya karena Meen tidak melakukan apapun. Mereka semua sudah dewasa dan tau
apa yang benar dan salah. Mereka punya kesempatan untuk menghentikannya sejak
awal. Namun, mereka tetap membuat semuanya terjadi. Hanya karena satu hal.
Karena mereka berteman. Mereka memilih menyembunyikan kejahatan daripada
memperbaikinya. Jadi, meen juga bersalah.

“Kamu
baru tau insiden tentang adikku kan? Benarkah itu?” tanya Wanwan. “Seseorang
mengirim video itu kepadamu seperti yang dikirim kepadaku?”

“Tidak.
Aku menemukannya di hdd eksternal Prae.”

Wanwan
diam sejenak. Sebelum akhirnya berkomentar kalau Prae ternyata tidak terlalu
memercayai Meen juga. Meen nggak terima dan balas mengatai kalau dia selalu
berpikir apa yang akan dia lakukan jika menemukan pelakunya. Dan setelah menemukannya
sekarang, dia merasa kasihan kepada Wanwan. Setelah mengatakan kalimat itu,
Meen langsung pergi.

Dan
begitu Meen pergi, Wanwan yang sedari tadi sok bersikap keras, langsung jatuh
ke lantai. Menangis terisak-isak. Ini benar-benar akhir dari pasukan bunga.

Banyak
hal yang dipikirkan oleh Wanwan. Mulai dari kenyataan bahwa Ibunya adalah orang
yang telah membunuh sahabatnya, May. Kemudian, mengenai sepatu yang dia kenakan
ketika nggak sadar, bernoda darah dan tangannya juga teriris. Dan ucapan Saras
bahwa adiknya sudah memutuskan meninggalkan dunia sejak membuat keputusan hari
itu. Tapi, dia yang terus mempertahankannya.

Semua
beban pikiran itu membuat Wanwan kabur dari tempat pernikahannya. Chanon yang
mendapat laporan kalau penganti wanita menghilang, langsung mencoba menghubungi
Wanwan, tapi nomornya tidak aktif.

Wanwan
tidak menghilang. Dia pulang ke rumah. Menunggu hingga Ibunya pulang. Ibunya
pulang dalam keadaan mabuk dan langsung mengomeli Wanwan karena sudah kabur dan
membuat semua orang khawatir. Tapi, tenang saja, dia sudah bilang ke semua
orang di pesta pernikahan bahwa Wanwan sakit. Yang terpenting sekarang adalah
Wanwan harus pergi meminta maaf kepada keluarga Non.

Selama
ibunya mengomelinya itu, Wanwan tidak menanggapi. Dia langsung saja menanyakan
alasan Ibunya membunuh Wee, apa karena marah pada May yang menjadi alasan Wee
meninggal? Dan jawabannya, ya. Selama kabur, Wee selalu menghubungi Nee. Mereka
yang merencanakan untuk mencaritahu rahasia perusahaan agar bisa mengancam
Wanwan dan kemudian kabur dengan uang yang mereka peras dari Wanwan. Namun,
rencana itu hancur saat Wee dikabari meninggal. Nee langsung marah dan yang
terpikirkan olehnya adalah May.

Wanwan
bisa mengerti kalau Nee marah dan membunuh May. Tapi, yang dia nggak paham,
kenapa Nee harus memakai sepatunya untuk membunuh May? Nee juga memakai bajunya
dan meletakkan baju itu di dalam lemari baju Wanwan (baju yang waktu itu
ditemukan oleh Saras). Wanwan yang pintar, bisa tau motif Ibunya tersebut. Ibunya
berniat membuatnya menjadi pelaku pembunuhan May. (Dia melakukan hal yang sama
dengan menyamar menjadi Meen agar Meen yang dikira berkhianat, dan sekarang
Ibunya melakukan trik yang sama).

Sudah
terpojok seperti ini, Nee tetap tidak mengaku dan malah tertawa sambil berujar
kalau Wanwan hanya berhalusinasi.

Hati
Wanwan benar-benar hancur. Begitu banyak hal yang terjadi dalam satu hari ini.
Hari yang seharusnya menjadi hari membahagiakan bagi dirinya. Dalam keadaan
mental yang hancur, Wanwan menonton video terakhir yang ditinggalkan ayahnya.
Itu adalah video wasiat sekaligus video permintaan maaf ayahnya karena bun*h
diri. Setelah menonton video itu, Wanwan mengambil keputusan. Dia akhirnya
melepaskan Win. Wanwan mematikan alat penopang hidup adiknya selama ini. Begitu
alat dimatikan, Win langsung mengalami kejang-kejang sebelum akhirnya
melepaskan nafas terakhirnya dalam pelukan Wanwan.

Setelah
‘melepaskan’ Win, Wanwan lanjut ke kamar mandi Ibunya. Nee yang dalam keadaan
setengah mabuk, nggak sadar saat Wanwan masuk. Dan saat sadar, Wanwan sudah
menenggelamkannya ke dalam bathup. Percuma saja dia melawan karena Wanwan
begitu kuat mencekiknya. Dan selama melakukan itu, di telinga Wanwan terngiang
pesan ayahnya agar dia menjaga Nee, meskipun Nee bukanlah ibu kandung Wanwan
dan Win. (Gilaaa!! Pantesan dari awal dia nggak peduli pada Wanwan dan Win!
Padahal mereka sudah tinggal bersama bertahun-tahun, tapi nggak ada rasa sayang
sedikitpun untuk Wanwan dan Win).

Setelah
menenggelamkan Nee, Wanwan mulai menghabiskan sebotol anggur dan berhalusinasi
seolah ayah dan adiknya ada bersamanya dan memeluknya. Mental Wanwan sudah
hancur. Dalam balutan gaun pengantinnya, dia menari-nari, tertawa kemudian
menangis. Dan dalam kondisi tersebut, Wanwan meninggalkan rumahnya.

Ditempat
lain, Non terus menunggu panggilan dari Wanwan. Dia ketipu dengan Nee yang
bilang kalau Wanwan sakit. Dan sepanjang malam, dia menunggu hingga Wanwan
pulang. Hasilnya, nihil.

Waktu
berlalu. Nenek Saras meninggal.  Dan semu
hartanya dia wariskan kepada Saras. Saras sedikit terkejut dan nggak nyangka
kalau Neneknya mewariskan semua harta padanya. Huft, baru saja mendapatkan
warisan, sudah ada hyena yang mendekat. Ruj yang selama ini membuntuti Saras,
begitu tau Saras mendapatkan warisan, langsung minta bagian. Dia minta setengah
harta warisan Saras sebagai imbalan untuk mengembalikan ponsel yang Saras buang
saat itu. Respon Saras?

Dia
nggak mau. Dan juga harta yang diwariskan oleh Neneknya akan diwariskan ke
yayasan. Begitu mendengar jawaban Saras, Ruj langsung emosi dan mau main tangan
padahal di sana adala tempat umum. Dan semua adalah rencanan Saras. Dia sudah
menelepon polisi sebelumnya untuk bersiaga. Saras benar-benar menepati
janjinya, bahwa dia nggak akan melarikan diri lagi. Dan janji itu dia tepati
dengan menyerahkan diri kepada Term.

“Aku
ingin menyerahkan diri. Akulah yang membunuh P’Nat,” akui Saras.

Begitu
dia mengakui perbuatannya, Term memborgol tangannya. Hubungan yang dimulai
dengan kebohongan itu, akhirnya mulai di perbaiki. Kejujuran adalah harga yang harus
di bayar mahal sebelum Saras bisa mendapatkan kembali kepercayaan dari orang
disekitarnya.

Setelah
mengakui hal yang sudah dilakukannya, Saras meminta agar Term memeriksa ulang
kematian May. Dia memberitahu bahwa sebelum terbunuh, May menunjukkan hal
positif dan tidak terlihat akan bun*h diri. May juga udah berencana akan ke
kantor polisi untuk memberitahu tentang malam Wee meninggal.

Dan…

3
tahun kemudian,

Pu
masih menjadi anggota partai dan mempunyai citra yang positif. Hubungannya
dengan Khun juga baik-baik saja.

Pitch
dan Meen sudah memiliki seorang anak perempuan yang diberi nama Praew. Ibu
Pitch juga sering berkunjung untuk menemui cucunya dan terlihat sudah bisa
menerima Meen. Sebuah hal yang positif dan membahagiakan bagi Meen. Namun…

Ibu
Pitch bukan menerima Meen, melainkan hanya menganggap Meen sebagai ‘sesuatu’
yang lain. Ibu Pitch bercerita mengenai Pitch dan Prae yang waktu kecil pernah
bertengkar untuk sebuah mainan. Dan dia memarahi Pitch karna tidak mau mengalah
dengan Prae. Setelah dipikirkan, dia merasa kalau Pitch hanya berusaha membalas
perbuatannya saat itu dengan menikahi Meen.

“Bagiku,
kamu seperti mainan yang selalu diperebutkan Prae dan Pitch. Itu saja,” ujar
Ibu Pitch. Menyakitkan.

Hati
Meen jelas sakit dan marah, namun, dia berusaha meredamnya.

Karena ini neraka, tidak mungkin kamu
menemukan kebahagiaan saat tinggal di sana.

Ditempat
lain, Non masih terus berusaha mencari Wanwan. Dia benar-benar sudah berubah.
Selama 3 tahun ini, Non tidak menjalin hubungan dengan siapapun dan hanya fokus
untuk mencari Wanwan. Dia sangat mencintai Wanwan dan berharap kalau Wanwan
akan kembali suatu hari nanti.

Sementara
itu, Saras masih berada di penjara. Namun, hubungannya dengan Term membaik.
Term selalu berkunjung menemuinya. Dia juga membawakan buku untuk Saras baca.
Bukankah hubungan dengan kejujuran, jauh lebih indah?

Namun, aku ingin memberitahumu bahwa
ada harapan.

Karena bahkan dilabirin yang paling
rumit, mungkin ada jalan keluar.

Suatu
hari,

Barang
Pitch ketinggalan dan dia meminta Meen untuk mengambilkannya. Ketika mencari
barang itu, Meen tidak sengaja menemukan ada laci rahasia di dalam laci meja
Pitch. Dan di dalam laci tersebut, terdapat sebuah flashdisk. Karena rasa
penasaran, Meen memeriksa isi flashdisk tersebut. Isinya adalah video Win yang
waktu itu sudah Meen hapus dari hdd Prae, di hari ketika dia selesai menemui
Wanwan.

Pitch
yang kembali untuk mengambil barang, terkejut karena Meen menemukan fd
tersebut. Begitu Meen menanyakan video tersebut dan apa yang dia yang mengirimkannya
ke Wanwan, Pitch mengiyakan. Dia adalah dalang dibalik semua kejadian.

“Karena
semua orang harus tahu orang seperti apa Prae. Terutama kamu. Prae tidak pernah
mengakui bahwa dia orang jahat. Kamu pikir aku tidak tau? Prae melakukan
segalanya agar kamu putus denganku.”

“Namun,
seharusnya kamu tahu apa yang akan Prae lakukan jika kamu mengeksposnya.”

Jawaban
Pitch, dia tersenyum. Senyuman yang menjadi jawaban, bahwa dia tau tapi tetap
melakukannya.

Dan
memang benar, ketika melihat tubuh Prae terjatuh, Pitch hanya berpura-pura
sedih. Nyatanya, dia tersenyum. Mengerikan. Tanpa mempedulikan reaksi Meen,
Pitch menggendong Praew dan mengajaknya berjalan-jalan keluar.

Meen?
Hancur! Menangis terisak-isak. Berteriak frustasi!! Dia sudah menikahi dalang
dari semua hal.

Pal sudah lelah dengan hidupnya. Hingga ke titik dia akan mengambil
keputusan ekstrem. Dia bahkan sudah menulis surat terakhir untuk ayahnya.
Pistol ditangannya sudah siap sedia. Hanya tinggal menarik pelakut.

Namun, suara tawa sekelompok gadis menarik perhatiannya. Para
pasukan bunga sedang duduk di lapangan basket sambil bercerita. Entah apa yang
dipikirkan Pal, dia mendekati Prae dkk dan mengundang mereka untuk ke pesta
kolam renang. Awal dari segalanya.

Kamu mungkin mencari jalan keluar. Namun,
tidak tahu dimana.

Namun, percayalah padaku. Suatu hari,
kamu akan menemukannya.

Meski itu mungkin bukan jalan ke
surga.

 

 





Source link

Tinggalkan Balasan