Sinopsis Hotel King episode 2 – part 1
Kembali ke masa sebelum semua kehebohan hantu ketua Ah muncul, petugas kebersihan ruang kantor ketua gemetaran saat dia mencoba untuk menyentuh cangkir kopi yang terletak di meja ketua, cangkir kopi itu kosong tapi ada asap mengepul dari dalam cangkir kopi itu.
“Masih hangat” kata petugas kebersihan itu dengan ketakutan
“Pintunya terkunci kan?” tanya petugas kebersihan kedua yang juga ketakutan.
Woo Hyun juga punya keluhan pada Mo Ne yang terus menerus memberinya perintah. Saat dia menyajikan sushi di meja, dia melihat Mo Ne sedang berjingkat-jingkat di atas sofa dengan memakai sepatu luar ruangan.
Tapi Woo Hyun sama sekali tidak curiga dan hanya mengeluh “Kenapa kau memakai sepatu?”
Mo Ne lalu memerintahkan Woo Hyun untuk menyuapinya tepat saat Jae Wan datang ke kamarnya setelah insiden terdengarnya suara ketua Ah di speaker.
Jae Wan lalu dipanggil untuk ke datang melihat kantor ketua Ah dan melihat cangkir kopi dan pipa rokok yang asapnya masih mengepul, dan dokumen yang baru saja ditanda tangani dengan tanda tangan ketua Ah. Saat Jae Wan hendak pergi setelah membanting dokumen itu, tiba-tiba langkahnya terhenti oleh sesuatu yang menarik perhatiannya.
Dia lalu berbalik dan melihat jendela ruang kantor itu terbuka, hal itu membuat Jae Wan jadi teringat saat dia tadi di kamar Mo Ne dan sempat melihat jendela kamar Mo Ne juga terbuka dan yang lebih membuat Jae Wan curiga adalah sepatu luar ruangan yang dipakai Mo Ne.
Jae Wan lalu keluar dari kantor ketua bersamaan dengan Mo Ne yang juga baru tiba di area kantor itu. Jae Wan curiga tapi dia berusaha bertanya dengan nada biasa kenapa Mo Ne datang kesini.
“Kurasa seseorang sedang berusaha untuk bermain jadi hantu”
Mo Ne langsung pura-pura kaget “Orang gila macam apa yang berani melakukan itu”
Setelah itu, Mo Ne langsung berbalik pergi sambil diam-diam menghela napas lega.
Beberapa petugas kebersihan sedang berkumpul bersama menggosipkan hantu ketua Ah. Petugas kebersihan yang tadi berada di kantor ketua Ah menceritakan pengalaman seram yang dialaminya tadi.
“Kopi yang ada dicangkir tiba-tiba… whoosh… menghilang. Dan juga, pipa rokoknya berasap seperti awan yang menggembung!”
“Eih, tidak mungkin itu” salah satu temannya tidak percaya
Tiba-tiba manager Baek datang dari belakang mereka seperti hantu dan membuat mereka semua ketakutan. Manager Baek langsung memperingatkan petugas kebersihan itu karena dia telah menyebarkan rumor palsu jadi manager Baek akan mengurangi poin evaluasi kerjanya.
Mo Ne melihat manager Baek sedang duduk di sebuah sofa di lorong hotel dengan wajah kaku tak berkedip, Mo Ne mencoba mondar-mandir didepannya tapi manager Baek tetap tidak bereaksi apapun.
Dia lalu mencoba melambaikan tangannya didepan wajah manager Baek dan tetap saja manager Baek tidak berkedip. Mo Ne lalu mencoba meniup mata manager Baek dengan tiupan keras tapi manager Baek tetap tidak berkedip sama sekali.
“Baiklah, aku kalah” Mo Ne lalu duduk disamping manager Baek dan berusaha bicara dengan manager Baek “Kudengar nama panggilan ahjumma adalah ‘penyihir berambut putih’“
“Kau benar tentang rambut putih, tapi aku Mi Nyeo (wanita cantik)”
Tapi saat dia melihat manager Baek sama sekali tidak tertawa, Mo Ne juga langsung berhenti tertawa. Dia lalu bertanya apakah manager Baek tahu siapa dia, manager Baek mengatakan tidak ada seorangpun di Ciel yang tidak tahu siapa Mo Ne. Dengan pedenya Mo Ne berujar, wajar kalau semua orang tahu tentangnya karena dia memang ahli waris yang cantik.
Tapi manager Baek memberitahu Mo Ne kalau saat ini semua orang di Ciel menyebut Mo Ne dengan berbagai nama panggilan seperti JS, jin sang top, jalang, psycho, orang gila, cari perhatian, jahat, dll.
Mo Ne yang tersinggung langsung memberitahu kalau dia juga sudah mencari tahu tentang manager Baek dan dari info yang dia dapat dia tahu kalau manager Baek juga punya banyak nama panggilan seperti penyihir berambut putih, femme fatale, orang pelit menjengkelkan, dll.
Mo Ne lalu masuk ke inti pembicaraan, dia bertanya-tanya apakah manager Baek yang sudah menghapus rekaman CCTV-nya. Tapi manager Baek pura-pura tidak mengerti malah menyuruh Mo Ne bicara lebih jelas. Tapi kemudian manager Baek melihat ke arah Mo Ne dan membuat Mo Ne jadi gugup.
“Kau benar, sesuatu yang sangat menakutkan bukan CCTV tapi mata orang. Kau tidak bisa menghapus ataupun memanipulasi mata orang”
Jae Wan pergi menemui Joong Goo dan menceritakan masalah hantu padanya. Joong Goo menduga mungkin ini adalah perbuatan iseng Mo Ne, dia bertanya-tanya apakah Mo Ne melakukan aksinya sendirian. Dengan mempertimbangkan rekaman CCTV yang sudah dihapus, Jae Wan yakin kalau Mo Ne pasti tidak sendirian.
Joong Goo langsung tersenyum geli “Dia sudah punya sekutu rupanya. Dia jauh lebih baik dari ayahnya”
“Tolong biarkan saya yang menangani masalah ini” pinta Jae Wan
Jae Wan yakin bisa maka Joong Goo mengizinkan Jae Wan melakukannya “aku selalu mempercayaimu, Jayden”
Saat manager Jang manager takut kalau ketua Ah akan muncul di mimpinya, Woo Hyun langsung mengeluhkan ketakutan mereka.
“Kalian aneh sekali, kenapa takut sekali? Aku malah ingin sekali melihat ketua Ah di mimpiku”
Woo Hyun kesal siapa yang sudah iseng melakukan teror hantu ketua Ah ini, Woo Hyun bertekad untuk menemukan pelakunya bahkan sekalipun dia harus patroli. Manager Jang heran kenapa Woo Hyun selalu berapi-api kalau membicarakan masalah bunuh dirinya ketua Ah.
Manager Jang yang tersinggung langsung meminta pendapat Go San apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi sikap Woo Hyun itu, apakah dia harus marah, frustasi atau balas dendam. Tapi Go San langsung mengomelinya.
“Kalau kau tahu dia tidak menyukainya, kenapa kau memprovokasinya? Kau yang salah”
Saat Mo Ne bertemu dengan Jae Wan lagi, dia langsung kesal menuduh Jae Wan mengikutinya “Kau bahkan bukan tipeku! Kau menyakiti mataku!”
Mo Ne lalu bertanya apakah Jae Wan sudah menemukan pelakunya dan Jae Wan langsung meyakinkan Mo Ne kalau dia pasti akan segera menemukan pelakunya. Mo Ne langsung gugup tapi dia berusaha untuk tetap tenang.
Saat Jae Wan bertanya apakah Mo Ne takut pada burung, Mo Ne langsung cepat-cepat menyangkalnya. Mo Ne beralasan kalau dia hanya benci burung.
Jae Wan mengumpulkan para pegawai untuk memberi mereka peringatan agar tidak lagi membicarakan mendiang ketua Ah, jika ada yang melanggar maka orang itu akan diberi sanksi.
Saat para pekerja protes, Jae Wan berusaha memberi pengertian bahwa hal ini dilakukan karena adanya teror hantu ketua Ah, Jae Wan yakin kalau pelaku teror itu berniat untuk menganggu Ciel dengan menyebarkan rumor itu ke para tamu mereka.
Setelah Jae Wan pergi, manager Jang langsung mengeluh disuruh diam seperti ini rasanya sama saja seperti seorang menantu yang hidup di rumah mertua yang cerewet, sementara Woo Hyun berusaha keras menahan kesedihannya. Manager Jang lalu menghampiri Woo Hyun dan langsung menggodanya.
“Apa kau mengatakan sesuatu? Tidak mungkin, kurasa kau bukan seorang pemberani idiot yang akan melakukan ini”
“Baiklah, kalau kau lapar, kunyah saja dan makan yang banyak. Kalau kau lapar, aku yang harus dikunyah. Kapan-kapan akan kuhancurkan kau!” manager Jang kesal
Mo Ne sedang berbelanja di butik hotel saat dia mendengar para penjaga toko sedang menggosipkan perintah Jae Wan barusan. Penjaga toko pertama jadi bertanya-tanya apa yang dilakukan putrinya ketua. Perlahan-lahan Mo Ne mendekati kedua penjaga toko itu dari belakang mereka dan terus mendengarkan pembicaraan mereka.
Saat seorang penjaga toko ketiga lewat didepan kedua penjaga toko yang bergosip dia melihat kedatangan Mo Ne dan langsung menyapa Mo Ne. Kedua penjaga toko yang bergosip tadi langsung kaget dan menunduk gugup pada Mo Ne.
“Apa anda datang untuk berbelanja?” tanya penjaga toko ketiga
“Tidak, aku hanya lewat. Karena beberapa pekerja idiot yang mengoceh sembarangan, aku jadi berpikir haruskah aku menyingkirkan toko ini?”
Saat dia mencoba sebuah jaket yang mahal, tiba-tiba ada seorang wanita lain yang keluar dari kamar pas dengan memakai jaket yang sama dengannya, wanita itu adalah Song Chae Kyung.
Penjaga toko yang tadi melayani Mo Ne, langsung berlari menghampiri Chae Kyung untuk memujinya sambil menghina Mo Ne secara halus.
Mendengar hinaan Mo Ne, senyum Chae Kyung langsung menghilang. Penjaga toko jadi tidak enak pada Chae Kyung, dia langsung meminta maaf dan menjelaskan kalau Mo Ne itu adalah putrinya ketua Ah yang memang agak blak-blakan.
“Tidak apa-apa. Ini kan pilihan pribadi, jadi aku menghormatinya” kata Chae Kyung sambil tersenyum ramah pada penjaga toko
Chae Kyung lalu meminta air minum pada penjaga toko dan setelah penjaga toko itu pergi, Chae Kyung berbalik menghadapi Mo Ne lalu tersenyum padanya tapi Mo Ne langsung berpaling ke arah lain dan mengacuhkan Chae Kyung.
Mo Ne berusaha menjelaskan kalau pelakunya adalah Chae Kyung bukan dia, tapi penjaga toko tidak mempercayainya. Saat penjaga toko melihat Chae Kyung yang shock, dia langsung khawatir dan meminta maaf padanya.
“Aku agak shock, tapi aku baik-baik saja. Oh, apa yang harus kulakukan dengan baju-baju ini” Chae Kyung berakting dengan baik sampai membuat Mo Ne hanya bisa tercengang melihatnya.
“Apa yang sebenarnya kau lakukan? Kau yang melakukan ini” ujar Mo Ne
Penjaga toko yang kesal pada Mo Ne memberitahu Mo Ne kalau wanita itu adalah Song Chae Kyung, istri ketua grup GR.
“Aku Ah Mo Ne. Aku bilang aku tidak melakukan ini”
Mo Ne jadi semakin kesal pada Chae Kyung, dia lalu pergi untuk mengejar Chae Kyung tapi saat dia hendak menghampiri Chae Kyung, 2 pengawal pribadinya Chae Kyung langsung menghadangnya sementara Chae Kyung tetap santai melanjutkan perjalanannya. Tepat saat itu Chae Kyung melihat Jae Wan dan mereka berdua terlihat tercengang melihat satu sama lain.
Saat Mo Ne melihat kedatangan Jae Wan, dia langsung meminta Jae Wan untuk menolongnya menyingkirkan kedua pengawal itu. Tapi Jae Wan mengacuhkan Mo Ne dan langsung membungkuk meminta maaf atas kesalahan Mo Ne pada Chae Kyung.
Mo Ne lalu pergi mengikuti Jae Wan yang ternyata sedang mengawasi pemindahan lukisan laut senja milik ketua Ah. Saat Mo Ne melihat lukisannya sedang diturunkan, dia bertanya apa yang sedang Jae Wan lakukan.
“Aku sedang mengganti lukisannya”
“Kenapa? Kelihatannya lukisan itu bagus”
Jae Wan melihat kedalam mata Mo Ne saat dia mengatakan kalau dia bertekad untuk menyingkirkan segala jejak pelaku penyebar rumor hantu ketua, satu demi satu.
Mo Ne lalu pergi namun baru beberapa langkah dia mendengar Woo Hyun berusaha keras untuk memprotes tindakan Jae Wan, tadi Jae Wan sudah melarang mereka untuk membicarakan ketua Ah dan sekarang dia malah menyingkirkan lukisan ketua Ah yang berharga.
“Kenapa anda melakukan ini?” protes Woo Hyun
Seorang pegawai lalu datang untuk memberitahu Jae Wan untuk pergi ke suatu tempat. Sebelum pergi, Jae Wan memperingatkan Woo Hyun untuk tidak membuat keributan lagi.
Setelah Jae Wan pergi, Mo Ne yang sedari tadi melihat perdebatan Jae Wan dan Woo Hyun, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Jae Wan ternyata dipanggil ke kamarnya Chae Kyung. Saat dia datang, dia melihat Chae Kyung sedang menikmati sinar mentari, dia memberitahu Jae Wan kalau saat ini sudah satu tahun sejak suaminya meninggal dan dia bisa menghirup udara segar.
Chae Kyung menjadi janda hanya dalam rentang waktu 6 bulan sejak dia menikah dan langsung mewarisi puluhan juta dollar. Karena itulah banyak orang yang curiga kalau Chae Kyung menikah suaminya karena dia tahu suaminya pasti akan segera mati, ada juga yang curiga kalau dia meracuni suaminya.
“Semua orang itu pasti seorang penulis, mereka benar-benar lucu” ujar Chae Kyung
Saat Jae Wan memandanginya dengan pandangan prihatin, Chae Kyung memintanya untuk tidak memandanginya seperti itu karena sekarang dia merasa sangat bahagia. Chae Kyung merasa senang saat dia tahu kalau orang-orang bicara kotor di belakangnya tapi saat Chae Kyung berdiri di depan mereka, orang-orang itu malah merasa gugup.
“Kemanapun aku pergi, aku diperlakukan bagai seorang ratu, dan rasanya dunia ini berada dibawah kakiku. Kau tidak tahu bagaimana perasaan ini bukan?”
“Aku datang kesini karena aku tahu kau ada disini” kata Chae Kyung
Tapi rayuannya sama sekali tidak mendapat tanggapan apapun, Jae Wan bahkan tidak berkedip dengan rayuannya. Chae Kyung mengaku kalau melihat Jae Wan membuat hatinya berdebar dan merasa seperti kembali ke masa lalu, ke masa 10 tahun yang lalu.
“Apa kau bahkan ingat padaku?”
“Tentu saja saya ingat”
Manager Jang, datang ke kamarnya Mo Ne untuk membawakan makanannya. Tapi saat dia tiba di pintu depan, dia melihat barang-barang Mo Ne bertebaran disana-sini. Sambil mengatai Mo Ne ular anaconda, manager Jang berusaha keras tidak menginjak barang-barang milik Mo Ne.
“Apa yang kau lakukan dengan berakting menakutkan seperti itu?” tanya manager Jang gugup
“Aku sedang melatih diriku sendiri” kata Mo Ne yang ternyata sedang melakukan yoga
Sambil membantu Mo Ne melakukan yoganya, manager Jang kembali memberitahunya kalau dia sudah menyiapkan makan malam yang sangat enak, tapi Mo Ne langsung mendekatinya dan membuat manager Jang jadi tambah ketakutan.
“Apa kau menyuruhku untuk makan dalam kegelapan seperti ini?”
Mo Ne tiba-tiba menjatuhkan dirinya sendiri ke sofa dan membuat manager Jang jadi cemas. Manager Jang berpikir mungkin Mo Ne bersikap seperti ini gara-gara tirainya tidak dibuka, maka dia pun langsung membuka tirainya. Mo Ne lalu menyalakan TV menyiarkan kesibukan para pekerja Ciel yang sedang mempersiapkan sebuah layar besar yang bisa digunakan untuk menonton film dan banyak acara lain untuk ditampilkan di layar besar itu.
“Kau terlalu berisik” ujar Mo Ne
Maka manager Jang pun langsung berbisik-bisik “Ah, baiklah. Saya akan pergi diam-diam, kalau begitu. Silahkan nikmati makanan anda. Jika anda butuh sesuatu maka silahkan panggil saya kapan saja. Saya akan kembali diam-diam seperti angin”
Setelah manager Jang pergi, Mo Ne langsung memutar ulang rekaman siaran layar besar itu dan hal itu membuat Mo Ne memikirkan sesuatu. Mo Ne lalu mengedit video-video rekaman ayahnya.
Saat Jae Wan sedang berjalan, secara tak sengaja di bertabrakan dengan seorang pegawai wanita yang langsung melarikan diri saat wanita itu melihat Jae Wan. Pegawai wanita itu ternyata Mo Ne yang sedang menyamar memakai seragam kerja pegawai hotel, dia cepat-cepat berlari masuk ke kamar kecil dan tidak menyadari kalau gantungan kuncinya terjatuh.
Joong Goo sedang bersama rekan-rekan kerjanya dan Jae Wan saat mereka melihat layar besar sedang menyiarkan sebuah video film. Jae Wan mengaku pada salah satu rekan kerja Joong Goo kalau dia memutar film itu dengan sengaja karena dia pernah membaca artikel tentang direktur itu yang mengatakan kalau film itu adalah film pertama yang ditonton direktur itu bersama istrinya di kencan pertama mereka.
“Cerita bagaimana kalian berdua menikah sangat menarik, jadi saya ingin mendengar lebih banyak lagi nanti sambi minum-minum” ujar Jae Wan
Jae Wan langsung pergi ke ruang kontrol siaran, saat dia tiba di depan dia melihat pekerja ruang kontrol sedang berada di luar. Jae Wan langsung marah kenapa pekerja itu meninggalkan pekerjaannya.
Mo Ne berusaha menyalakannya lagi dan Jae Wan langsung memegang tangan Mo Ne untuk menghentikannya. Sayangnya, Jae Wan terlambat melakukannya dan video itu kembali menyala. Di video itu terlihat rekaman video ketua Ah yang sudah diedit dan hasilnya adalah.
Jae Wan sekarang mengerti, jadi karena masalah ini Mo Ne bersikap segila ini. Tapi apapun yang Mo Ne pikirkan, Jae Wan tetap yakin kalau ketua Ah memang bunuh diri. Terlebih lagi, ketua Ah melakukannya di pada saat Ciel sedang mengadakan acara opening yang sudah Jae Wan kerjakan selama satu tahun. Jae Wan yakin kalau ketua Ah sengaja melakukannya agar Jae Wan melihatnya.